Keberhasilan
pelajar Indonesia meraih prestasi di bidang ilmu pengetahuan di tingkat
internasional menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa putra-putri bangsa
Indonesia tidak hanya mampu bersaing, tapi juga menunjukkan prestasi yang luar
biasa di forum internasional.
Sudah banyak terdengar anak-anak muda Indonesia meraih juara di olimpiade bidang fisika atau matematika. Oleh karena itu, Menpora Andi Mallarangeng berharap agar prestasi internasional yang telah diukir siswa Indonesia dapat mendorong para siswa lain di Tanah Air untuk bekerja keras dan mencetak prestasi bertaraf internasional berikutnya.
Menpora Andi, juga menyatakan bangga atas prestasi anak-anak muda di berbagai cabang olahraga, seperti juara dunia tinju Chris John dan Irene K. Sukandar yang menjuarai catur Asian Continental Chess Championship 2012. ''Ini (Irene) tercatat pertama kali perempuan Indonesia menjadi grand master dan akan mengikuti kejuaraan dunia,'' kata Menpora.
Selain itu, di bidang lain, ada pula Fahma Waluya Rosmansyah. Di usia ke-13 tahun, gadis cilik yang memiliki kegemaran bermain game ini, menjadi salah satu pencipta game dan software mobile termuda di dunia. Ia berhasil memperoleh penghargaan APICTA Awards dalam lomba pembuatan software di Kuala Lumpur, Malaysia pada ajang Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) International pada Oktober 2010 lalu.
''Itulah cara anak muda dalam mengharumkan nama bangsa dan negara melalui karya-karya mereka,'' kata Menpora. Bagi saya, lanjut Menpora, memaknai Harkitnas tidak harus dalam konteks suatu karya yang mendunia, tapi juga bisa dengan karya yang kreatif sekaligus bisa memandirikan, artinya tidak tergantung kepada orang lain. Ia mengambil contoh, seperti beternak ikan lele. Meski tidak mendunia tapi anak-anak muda di desa binaan bisa mandiri dengan memperkerjakan orang lain. ''Hal semacam ini juga adalah bagian dari proses kebangkitan nasional,'' ujar Menpora lagi.
Sudah banyak terdengar anak-anak muda Indonesia meraih juara di olimpiade bidang fisika atau matematika. Oleh karena itu, Menpora Andi Mallarangeng berharap agar prestasi internasional yang telah diukir siswa Indonesia dapat mendorong para siswa lain di Tanah Air untuk bekerja keras dan mencetak prestasi bertaraf internasional berikutnya.
Menpora Andi, juga menyatakan bangga atas prestasi anak-anak muda di berbagai cabang olahraga, seperti juara dunia tinju Chris John dan Irene K. Sukandar yang menjuarai catur Asian Continental Chess Championship 2012. ''Ini (Irene) tercatat pertama kali perempuan Indonesia menjadi grand master dan akan mengikuti kejuaraan dunia,'' kata Menpora.
Selain itu, di bidang lain, ada pula Fahma Waluya Rosmansyah. Di usia ke-13 tahun, gadis cilik yang memiliki kegemaran bermain game ini, menjadi salah satu pencipta game dan software mobile termuda di dunia. Ia berhasil memperoleh penghargaan APICTA Awards dalam lomba pembuatan software di Kuala Lumpur, Malaysia pada ajang Asia Pacific Information and Communication Technology Award (APICTA) International pada Oktober 2010 lalu.
''Itulah cara anak muda dalam mengharumkan nama bangsa dan negara melalui karya-karya mereka,'' kata Menpora. Bagi saya, lanjut Menpora, memaknai Harkitnas tidak harus dalam konteks suatu karya yang mendunia, tapi juga bisa dengan karya yang kreatif sekaligus bisa memandirikan, artinya tidak tergantung kepada orang lain. Ia mengambil contoh, seperti beternak ikan lele. Meski tidak mendunia tapi anak-anak muda di desa binaan bisa mandiri dengan memperkerjakan orang lain. ''Hal semacam ini juga adalah bagian dari proses kebangkitan nasional,'' ujar Menpora lagi.
1. Penemuan Teknologi 4G
Penemu
teknologi 4G ternyata adalah orang Indonesia. Seperti dikutip dari Bisnis.com,
alumni Teknik Elektro ITB dengan predikat cum laude pada tahun 2000, Khoirul
Anwar adalah penemu teknologi tersebut. Tidak hanya menemukan, ia juga pemilik
paten 4G.
Untuk
diketahui, Khoirul juga lulusan Nara Institute of Science and Technology
(NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor pada 2008. Ia
juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless
Symposium (RWS) 2006, di California.
Masih
dari tulisan Bisnis.com, penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan
ide mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data.
Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih
kecil dari teknologi sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi meningkat.
Pada
paten keduanya, Khoirul Anwar kembali membuat dunia kagum, kali ini adalah
menghapus sama sekali guard interval/GI, tentu saja ini malah membuat frekuensi
yang berbeda akan bertabrakan, alih-alih menambah kecepatan.
Namun,
anak Indonesia asli asal Kediri ini mengkompensasi risiko tersebut dengan
mengembangkan algoritma khusus di laboratorium, hasilnya interferensi tersebut
dapat diatasi dengan unjuk kerja yang sama seperti sistem biasa dengan adanya
GI.
Asisten
Professor di JAIST ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi
cemerlang di Jepang, Khoirul Anwar menyimpan keinginan untuk kembali ke
Indonesia jika telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang
telekomunikasi.
2. Pembuatan Satelit INASAT-1
Prestasi
Indonesia lainnya dibidang teknologi ialah dengan membangun dan mendesain
satelit sendiri yakni satelit INASAT-1. Satelit ini adalah Nano Hexagonal
Satelit yang dibuat dan didesain sendiri oleh Indonesia untuk pertama kalinya.
Seperti
dikutip dari Wikipedia.Org, INASAT-1 merupakan satelit metodologi penginderaan
untuk memotret cuaca buatan LAPAN. Selain itu INASAT-1 adalah satelit Nano
alias satelit yang menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan
berat sekitar 10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan misi untuk mengumpulkan
data yang berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks magnet
didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan untuk
mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit.
Adapun
satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi
Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN,
Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan Kemandirian
Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan nama
Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1).
Dari
segi dinamika gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu, sehingga dalam
perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya. Penelitian dinamika
gerak ini menjadi hal yang menarik untuk satelit-satelit ukuran Nano yang
terbang dengan ketinggian antara 600-800 km.
3. Penemuan Pesawat Terbang dengan Two-Man Cockpit| Garuda
Indonesian Airways A300 Pesawat Dua Cockpit Pertama di Dunia
Dulu,
satu unit pesawat terbang harus dinavigasi oleh 3 sampai 4 orang pilot dan
co-pilot. Namun, sejak adanya penemuan penyederhanaan cockpit, pesawat
terbang hanya perlu dipiloti oleh dua orang saja.
Adalah
Wiweko Soepono yang dikenal sebagai penemu pesawat komersil two-man
cockpit yang diterapkan pabrik Airbus Industrie. Pesawat pertama kokpit dua
awak (crew) adalah Airbus A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit),
cikal bakal pesawat glass cockpit berawak dua yang digunakan hingga sekarang.
Mengutip
tulisan Wikipedia.Org, pria kelahiran Blitar, Jawa Timur pada 18 Januari 1923
dan meninggal di Jakarta, 8 September 2000 pada umur 77 tahun ini dulunya
adalah direktur utama Garuda Indonesia pada periode 1968-1984. Pesawat pertama
kokpit dua awak (crew) di dunia adalah Airbus A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew
Cockpit).
Dalam
perjalanannya sebagai direktur utama Garuda Indonesia, Wiweko sering
menerbangkan pesawat armadanya sendiri. Pengalamannya menerbangkan pesawat
mesin ganda baling-baling Beechcraft Super H-18 Desember 1965 trans-Pasifik
seorang diri dari pabrik Beechcraft di Wichita (Kansas) via Oakland, Amerika
Serikat (7 Desember) ke Jakarta sehingga Wiweko mengusulkan agar pesawat Super
H-18 mempergunakan sistem intergrity untuk one pilot operation dan diterima
oleh perusahaan Beechcraft.
Pengalaman
inilah yang membuat dirinya bersama staf Airbus Industrie, eksekutif perusahaan
Roger Beteille, pilot uji Pierre Baud, serta staf lainnya membuat konsep
penerbangan dengan dua awak pesawat. Konsep ini dibuat setelah uji coba dengan
pesawat Airbus Airbus A-300B-4 memperlihatkan peran flight engineer yang tidak
terlalu banyak. Dengan mengeliminir flight engineer dan mengubah setting layout
cockpit pesawat, maka diperoleh konsep FFCC (Forward Facing Crew Cockpit) yang
memungkinkan pesawat kelas jumbo hanya diterbangkan oleh dua awak pesawat.
Konsep
FFCC sangat ditentang pada saat itu, baik di dalam maupun di luar negeri. Namun
kini konsep itu disempurnakan menjadi glass cockpit yang menjadi standar untuk
pesawat sipil. Boeing yang semula menentang akhirnya menggunakan teknologi ini
pada pesawat Boeing 747 400 dan Boeing 777. Nama glass cockpit juga dikenal
sebagai Garuda cockpit yang sebelumnya dinamakan Wiweko cockpit.
Garuda
Indonesia tercatat mengoperasikan 9 pesawat jenis ini (A 300 B4 FFCC), salah
satunya jatuh di Sibolangit, Sumatera Utara pada tahun 1997. Pada akhirnya
untuk menyehatkan keuangan perusahaan (dan mengikuti perkembangan teknologi),
pesawat ini kemudian dijual untuk menyehatkan perusahaan meskipun menurut R.J.
Salatun, setidaknya ada salah satu yang dijadikan museum.
4. Penemuan Dibidang Semiconductor Nanostructure Optoelectronics
Devices dan High Power Semiconductor Lasers
Adalah
Prof. Nelson Tansu, Ph.D penemu dan pemegang paten dibidang semiconductor
nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor
lasers. Penemuan tersebut sangat membantu dunia kesehatan dan kedokteran.
Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara pada tanggal 20 Oktober 1977 ini juga
dikenal sebagai profesor termuda asal Indonesia di Amerika Serikat.
Nelson
merupakan lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan pada tahun 1995 dan juga pernah
menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Namanya yang unik dan
tidak mencirikan nama Indonesia sempat dikira sebagai orang Turki dan Jepang.
Dugaan itu muncul jika dikaitkan dengan hubungan famili Tansu Ciller, mantan
perdana menteri (PM) Turki. Beberapa netters malah tidak segan-segan
mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam blog/website Turki sebagai orang
Turki. Seolah-olah mereka yakin betul bahwa fisikawan belia yang mulai berkibar
di lingkaran akademisi AS itu memang berasal dari negerinya Kemal Ataturk.
Ada
pula yang mengira bahwa Nelson adalah orang Asia Timur, tepatnya Jepang atau
Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di Jepang malah terang-terangan
melamar Nelson dan meminta dia “kembali” mengajar di Jepang.
Nelson
yang sekarang menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh
University, Pensilvania dan mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2),
doktor (S-3) dan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer.
Lebih
dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya telah dipublikasikan di berbagai
konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Ia juga sering diundang menjadi
pembicara utama di berbagai seminar, konferensi dan pertemuan intelektual, baik
di berbagai kota di AS dan luar AS seperti Kanada, Eropa dan Asia. Prof Nelson
telah memperoleh 11 penghargaan dan tiga hak paten atas penemuan risetnya.
Ada
tiga penemuan ilmiahnya yang telah dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor
nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. (sumber
: kolombiografi.blogspot.com)
5. Penemuan Kapal Ikan Bersirip
Doktor
dari The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University,
Jepang (1993), ini adalah penemu teknologi kapal ikan bersirip. Temuan pria
bernama lengkap Prof. Dr. Ir. Alex Kawilarang Warouw Masengi, MSc kelahiran
Desa Kinilou, Tomohon, 13 Juni 1958, ini sudah dipatenkan di Jepang.
Suami
dari Ixchel Peibie Mandagie MSi (juga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Unsrat), ini diilhami ikan terbang dalam menemukan teknologi
perkapalan tersebut. Ikan itu dapat terbang jauh bagaikan pesawat udara yang
melayang rendah di atas permukaan air laut.
melayang rendah di atas permukaan air laut.
Dia
tertarik ketika mengamati bentuk tubuh dan sirip ikan terbang antoni (torani).
Ikan itu dapat melayang di atas permukaan air laut. Tubuhnya terangkat melalui
pergerakan sirip yang relatif panjang dan dorongan pergerakan tubuhnya sendiri.
Pakar teknik perkapalan perikanan ini mengamati ikan antoni memiliki bentuk
tubuh yang relatif unik, mulai dari kepala, badannya yang montok, pergelangan
ekornya serta seluruh siripnya. Bentuk tubuh dan sifat-sifat khas ikan antoni
itulah yang ia terapkan ke dalam desain badan kapal ikan, berikut pemasangan
sirip pada bagian lambung kapal. Hasilnya, tingkat kestabilan kapal ikan
relatif menjadi lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain. (sumber : TokohIndonesia.com)
dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain. (sumber : TokohIndonesia.com)
6. Penemuan Konstruksi Pondasi Cakar Ayam
Prof
Dr Ir Sedijatmo tahun 1961 ketika sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara
listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta. Dengan susah payah,
2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional, sedangkan sisa
yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat
tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan
diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962.
Karena
waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar
diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru ,Lahirlah ide Ir
Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton
yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat
secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Oleh
Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam. Menara
tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di
daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi ka wasan industri. Bagi daerah yang
bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung,
tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini
tidak memerlukan sistem drainase dan sambungan kembang susut. (wikipedia.org)
7. Pesawat N 250
Pesawat
N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT
Dirgantara Indonesia, PT DI,Indonesian Aerospace),
Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain,
produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang
merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda
dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan
CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara
patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat
ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang
dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995).
Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun
akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997.
Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah
mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di
Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang
dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan
dihilangkannya Sistem fly-by
wire.
Pertimbangan
B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan
direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker
F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena
perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada
tahun 1996. (Wikipedia.Org)
8. Teori Crack Progression Oleh BJ Habibie
Kulit
luarnya bisa saja terlihat halus mulus tanpa cacat. Tapi siapa tahu, sisi
dalamnya keropos. Ketidakpastian inilah yang dihadapi industri pesawat terbang
sampai 40 tahun lalu. Pemakai dan produsen sama-sama tidak tahu persis, sejauh
mana bodi pesawat terbang masih andal dioperasikan. Akibatnya memang bisa
fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi karena
kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi. Kelelahan (fatique) pada bodi masih
sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas. Belum ada pemindai dengan sensor
laser yang didukung unit pengolah data komputer, untuk mengatasi persoalan
rawan ini.
Titik
rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat
terbang atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami
guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun
mendarat. Ketika lepas landas, sambungannya menerima tekanan udara (uplift)
yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan
tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan
(crack).
Titik
rambat, yang kadang mulai dari ukuran 0,005 milimeter itu terus merambat.
Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Kalau tidak terdeteksi,
taruhannya mahal, karena sayap bisa sontak patah saat pesawat tinggal landas.
Dunia penerbangan tentu amat peduli, apalagi saat itu pula mesin-mesin pesawat
mulai berganti dari propeller ke jet. Potensi fatique makin besar.
Pada
saat itulah muncul anak muda jenius yang mencoba menawarkan solusi. Usianya
baru 32 tahun. Postur tubuhnya kecil namun pembawaannya sangat enerjik. Dialah
Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, laki-laki kelahiran Pare-pare, Sulawesi
Selatan, pada 25 Juni 1936.
Habibie-lah
yang kemudian menemukan bagaimana rambatan titik crack itu bekerja.
Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia
penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan crack progression. Dari sinilah
Habibie mendapat julukan sebagai Mr. Crack. Tentunya teori ini membuat pesawat
lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga
membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah. (jaist.ac.jp)
9. Penemu
Teknik Pemisahan Cairan dalam Kecepatan Tinggi
Prof
Dr. Rahmiana Zein adalah penemu teknik kromatografi tercepat di dunia.
Keberhasilan ini diperoleh istri Prof. Dr. Edison Munaf, Pembantu Rektor II
Universitas Andalas itu saat penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia
dibawah bimbingan Prof. Toyohide Takeuchi, di Universitas Gipu, Jepang pada
1998. Kromatografi memang bukan ilmu baru. Pemisahan senyawa kimia memanfaatkan
interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary
phase) dan fase bergerak (mobile phase) ini telah berkembang seabad silam.
Setelah T. Swett berhasil memisahkan zat warna dedaunan tahun 1903.
“Pisau
pembedah” senyawa kimia yang cepat dan simultan ini terus berkembang ke bidang
lain. Terutama ilmu kedokteran, pertanian, peternakan, biologi dan lingkungan.
Izmailov dan Schaiber misalnya, pada 1938 menggunakan teknik ini untuk memisahkan
senyawa lapisan tipis. Lalu Martin dan James, tahun 1952, memakainya untuk
membedah senyawa gas. Namun jika sebelumnya para peneliti perlu waktu antara
1.000 dan 100 menit, adik kandung Mayor Jendral (purnawirawan) Kivlan Zein itu
hanya butuh 10 menit. (Jaist.ac.jp)
10.Teori 23 Kromosom
Dr.
Joe Hin Tjio, seorang ahli Cytogenetics asal Indonesia menemukan fakta bahwa
kromosom manusia berjumlah 23 buah. Melalui penelitian di laboratorium
Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund, temuannya berhasil
mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah.
Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan
teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr.
T.C. Hsu di Texas University, AS.
bisa ditambah gambarnya mbak
BalasHapusdan bisa diperbarui templatenya
BalasHapuswahhh kereeeen
BalasHapus